Sabtu, 19 Desember 2020

Baso UIN

 Pagi itu ada perasaan harap2 cemas sebelum masuk kedalam ruangan persegi empat, tempat dimana aku harus mengerjakan 140 soal dalam waktu kurang lebih 2 jam. hah, bagaimana... bagaimana... semua pertanyaan muncul dalam benakku. bagaimana kalo tidak mencapai 550, bagaimana kalo aku ikut tes lagi di tempat lain. Karena memang aku merasa kurang persiapan dalam menjalani ujian tersebut.

tapi ah sudahlah, kita cari cara lain bila tidak sampai 550. selesai tes, karena tempatnya dekat dengan sekolah smpku aku menyempatkan diri untuk mampir membeli baso disana. sebenernya udah beberapa kali aku ke smp ku itu, dan sudah banyak sekali perubahan, baik dalam bentuk bangunan yang sudah di perluas, maupun tata letaknya. wah sampai2 aku pikir aku nyasar. wehehehe. 

Aku pun lalu ke tempat baso tersebut, di sana soto mie nya sudah menjadi lejen sejak aku masih smp. tapi karena kurang suka dengan soto mie akhirnya aku memesan baso, mie ayam dan ayam bakarnya yang di bungkus untuk di bawa pulang. tempat itu semakin maju, semakin luas, dan semakin banyak menu yang di tawarkan. aku ingat anak pemilik tempat itu berhasil masuk ke sebuah sma favorit di daerah jawa. yang mana waktu itu pun aku ikut ujian masuk ke sana tapi gagal 😌. memang takdir Allah. akhirnya aku malah masuk ke sekolah berasrama di daerah rawa buntu. 

entah knapa, akhir-akhir ini aku rindu terhadap masa lalu ku.... hahhhh 😩😢

Kata Pak Guru Namanya Sekolah Lejen

      Sore itu saat sedang berselancar di dunia maya (temenku bilang`mukabuku`), aku menemukan sebuah foto sekolahku yang lama. foto itu di posting oleh guruku, beliau menyebutnya sekolah lejen. Melihat foto itu aku jadi teringat beberapa belas tahun yang lalu. Di kala itu setelah lulus dari smp, masih terbayang di kepalaku, aku bersama dengan teman-teman mencari sekolah sma di seluruh tempat yang kami tau. Jatuhlah pilihan kita ke sekolah berasrama di suatu tempat yang bernama rawa buntu. jaman itu, kami masih menggunakan kendaraan andalan kami yang bernama angkutan umum (yang masih popular pada jaman itu). Sekolah pilihan yang mau kami kunjungi itu ternyata letaknya jauh dari jalan raya, sehingga kami harus berjalan kaki lumayan jauh untuk masuk kedalamnya. saat itu aku berfikir, tempat itu sunyi dan hening karena memang jarang sekali kendaraan yang lewat di sana. sekolah itu dekat dengan sungai dan kampung warga. disana masih banyak tanah kosong yang belum di bangun apa-apa. aku agak terkejut waktu sampai di area depan sekolah, karena melihat kerbau, sapi dan kambing yang berkeliaran disana. hahhhh, kok kangen ya kondisi kala itu.

      walaupun sekolah itu jauh dari keramaian, di depannya tercium bau kambing dan sapi, tapi aku jatuh cinta pada sekolah itu. tempat itu adalah salah satu sekolah impian ku pada waktu itu. karena berasrama dan pendirinya adalah pak habibie yang merupakan salah satu tokoh panutanku.

     3 tahun bagiku terasa cepat, karena lama kelamaan aku jatuh cinta pada sekolahnya, asramanya, tempat makannya, lapangannya, masjidnya, aula nya, kelasnya, guru2 nya, teman2 nya, senior junior, semuanya. sekolah itu memberi aku warna dan rasa dalam kehidupan, pahit, manis, asam, getir semua pernah kurasakan. tempat pertamaku yang mana aku harus jauh dari kedua orang tua, tempat aku di tempa untuk menjalani hidup yang lebih mandiri. bertemu dengan teman2 dari berbagai penjuru nusantara, dengan berbagai macam perilakunya, yang membuatku belajar untuk bisa berbagi, dibagi, menolong, ditolong, tertawa, menangis, dll. 


akhir kata..... aku.... rindu... sekolah... lejen... itu....

TAMAT



Aku Pilih Daring !!!

Assalamualaikum semua... udah lama banget yah gak nulis di blog ku ini. banyak perubahan yang terjadi akhir2 ini. Dari aku gagal ujian ke au...