Selasa, 16 Juni 2020

Mina

    sudah lama sekali ya ga posting tulisan di blog ini. hi everyone. kali ini aku mau berbagi cerita pada saat perjalanan haji ku yang pertama. 
    malam itu, aku, anakku, suami, mama, nenek, mertua pergi ke tempat berkumpul para calon jamaa'ah untuk berangkat ke asrama haji pondok gede. mereka menemaniku untuk melepas keberangkatan ku menuju ke negeri saudi yang mana aku harus menetap selama 40 hari di sana. perasaan ku, jangan di tanya, campur aduk... sedih, bahagia, waspada, dan lain2. kebetulan keberangkatan haji pertama ku ini karena mengawal calon jama'ah haji dari kota tangerang. sedih pastinya, karena akan meninggalkan anakku dan keluarga ku, bahagia karena bisa melaksanakan rukun islam ke lima, dan waspada karena bukan haji biasa dan tugas utamaku memang mendampingi mereka para tamu Allah. 
     perjalanan kali ini berbeda dengan umroh kemarin yang pernah aku lakukan. kali ini kita mengambil miqot di pesawat, karena kloter kita masuk ke gelombang kedua yang mendarat di mekkah. jeddah... sudah berapa tahun aku tidak menginjakkan kaki ku disini. sesampainya di bandara king abdul aziz kami di sambut oleh orang2 sebandara teman2... masya'allah mereka sangat menghormati para tamu Allah. kami pun di sambut oleh tim haji yang sudah stand by di bandara tersebut. menunjukki kami jalan untuk menuju bis lalu ke hotel tempat kami tinggal selama di mekkah. 
      dalam perjalanan kami menuju hotel di kota makkah, aku pun melihat pemandangan di sepanjang jalan. sangat berbeda dengan awal pertama kali aku menginjakkan kaki ku ke sini waktu tahun 2011. saat ini kondisi di sana lebih hijau tidak terlalu tandus seperti dahulu. 
       a few days later... masuklah masa yang kami sebut armuna (arafah, mudzdalifah dan mina),masa2 ini adalah masa yang paling meneganngkan karena ini adalah puncak kehajian. ini adalah saatnya di mana orang seluruh dunia yang akan melaksanakan haji berkumpul di suatu tempat dalam satu waktu. bisa kita bayang kan berjuta2 orang secara bersamaan ada dalam satu tempat. masya'allah...
       sesampai di arafah kami menuju ke tenda kloter kami, tiap2 kloter sudah di beri tenda masing2. kami sampai pada siang hari, dan tau sendiri cuaca di kotta mekkah, sangat panas dan keringmungkin bisa mencapai suhu 40 derajat lebih. banyak jama'ah yang kelelahan dan kepanasan. apalagi para jama'ah yang sudah lansia mereka cenderung rentan terhadap cuaca seperti ini. sore harinya ada awan hitam tebal di langit, yang menandakan seperti akan turun hujan. dalam hati aku merasa senang, karena cuaca tidak akan panas seperti siang ini. dan bener saja magrib turun hujan. dan ternyata hujannya sangat besar serta berangin. anginnya sangat besar sampai menggoyangkan tenda kami di arafah. ada beberapa ibu2 yang ketakutan. dan ada beberapa bapak2 yang memperbaiki tenda kami. saat itu menurut info yang kami dengar hujan  angin  besar ini tidak saja hanya ada di arafah, tapi juga ada di mina, dan di mekkah. bahkan kiswah penutup ka'bah pun tertiup angin hingga hampir mau lepas dari dinding ka'bah. keluarga ku di tanah air pun menanyakan kabar dan kondisiku selama di sana. masya'allah.. sangat mendebarkan kondisi pada waktu itu.
      sudah selesai di arafah, kamipun melanjutkan perjalanan ke mudzdalifah dan mina. kebetulan kami mendapat tenda di mina jaddid yang letaknnya masih di muzdalifah. setelah sampai di sana lewat tengah malam kami menuju ke tempat lempar jumrah di mina. jarak antara tendaku dan tempat lempar jumrah ada sekitar 7 meter. dan untuk mencapai ke tempat tersebut kami tidak bisa memakai kendaraan ataupun transportasi umum. kami haru berjalan selama kurang lebih 14 meter jika di hitung perjalanan bolak balik. aku kebetulan karena ada satu dan lain hal harus kesana sendiri. malam lewat tengah malam. kondisi malam itu tidak sehening seperti waktu kita masih di indonesia. saat itu mina ramai karena masih ada jama'ah haji dari daerah lain yang ingin juga melempar jumrah. aku waktu keluar dari tenda hanya sendiri... ya sendiri :) bisa di bayangkan ini adalah pertama kali ku haji, dan ini pertama kali ku melempar jumrah, dan ini perjalanan pertama kali ku untuk ke tempat lempar jumrah dengan berjalan kaki. dan sendiri... masya'allah....
        selama perjalanan aku berdoa agar di tunjukkan jalan. di tengah perjalanan ada beberapa orang yang menyapaku,  mereka adalah cjh yang berasal dari bali. dengan logat khas balinya mereka menyapaku dan lalu kamipun berangkat bersama2 ke tempat lempar jumrah. mereka hanya berlima dan tertinggal rombongan, bersama dengan ku kami jadi berenam. 
        masya'allah sepenjang perjalanan kami bertanya ke siapapun yang kami anggap bisa menunjukkan kami jalan. dan akhirnya sampai juga di tempat lempar jumroh. bapak yang berasal dari bali tersebut pernah berhaji ternyata, bapak itu menuntun kami untuk melakukan lempar jumrah. bapak itu berkata setelah selesai langsung berbelok ke kanan untuk pulang ke tenda kita. aku saat itu ga ngeh karena memang baru awal pertama kali aku menginjakkan kakiku di tempat lempat jumrah ini.
     .to be continued....


        








      

kunjungan pertamaku ke haramain


Catatan tanggal 3 juli 2011

pukul 6 sore waktu jeddah, pastinya sanak keluarga di indonesia sudah terlelap pulas dalam mimpi2nya. aku untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di negeri kurma yang kaya dengan minyaknya ini. hampir 9 jam perjalanan menuju negeri ini. hawa panas yang kami rasakan ketika keluar dari bandara king abdul aziz, jeddah sedang musim panas dan kurma-kurma sebentar lagi akan matang. dataran tandus berbatu tampak di setiap penjuru. berbagai pertanyaan didalam pikirku, bagaimanakah mekkah, bagaimanakah madinah,tempat nabi Muhammad berjuang beberapa abad lampau untuk mensyiarkan islam. rasanya aku rindu, mungkin karena waktu sma dahulu selama 3 tahun kami mempelajari sirah nabawiyah ( sejarah tentang Nabi Muhammad). rasanya aku ingin menelusuri kembali jejak2 para rasul. 
Aku, ibuku, dan nenekku, ini akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku karena melakukan sebuah perjalanan bersama dengan mereka.

Mungkin lebih kecil dari tipe 21

Siang itu ada seorang pasien anak dengan susp. sindrom nefrotik. kasihan sekali, anak itu tampak sesak dan bengkak di sekujur tubuhnya. Setelah di tanyakan kepada ibunya ternyata status imunisasinya pun tidak lengkap. kalau dilihat si ibu mungkin baru berusia sekitar 17 tahunan, sangat muda. Biasanya kasus seperti ini kami rujuk, karena kasus ini tidak bisa di tangani di puskesmas yang bukan rawat inap. Ketika kami akan merujuk, tampaknya si ibu seperti menolak. Dan berkata: 'sudah di obati dulu saja dok'. tapi setelah di bujuk dan di beri pengertian si ibu pun mau membawa anaknya ke rumah sakit. Dan ketika akan pergi ke rumah sakit si ibu pun berkata bahwa dia akan mencari uangnya terlebih dahulu, untuk biaya berobat dan ongkos untuk ke rumah sakit.

Beberapa hari kemudian, ibu kader datang dan menanyakan apakah saya pernah merujuk pasien dengan ciri ... nama.. aq bilang ya, itu memang pasien yang kemarin. ternyata ibu kader itu sedang mengurus biaya berobat gratis untuk si anak tersebut dari pemerintah. dan anak itu ternyata sudah di rawat inap di rumah sakit. bersyukur sekali karena ternyata benar si ibu membawa anaknya ke rumah sakit untuk di obati. Sebab kadang biasanya mereka tidak membawa anaknya ke rumah sakit karena faktor biaya. dan bersyukur juga ternyata anak tadi biaya pengobatannya bisa di gratiskan.
Beberapa minggu kemudian aq dengar cerita dari temanku tentang ibu dan anaknya tadi. ternyata ibu itu tinggal di atas gorong2 tmpt pembuangan air.
Dinding rumahnya pun merupakan dua dinding rumah milik orang lain. Atapnya hanya beralas terpal saja. dan lantainya entah terbuat dari apa karena bawahnya benar2 got tmpt pembuangan air. Sangat2 mengejutkan, ternyata si ibu dan anak nya bisa bertahan hidup d sana. Ketika hujan datang, air dari got tersebut meluap dan mereka pun kebanjiran. Tidurnya bersempit2an diantara 2 dinding tembok rumah orang. pernah suatu ketika sang anak tidak sengaja tertendang oleh bapaknya ketika mereka sedang tidur. Dan ketika mau makan si ibu harus mencari sampah agar dapat dijual dan kemudian di belikan makanan. Kalau tidak ada uang mereka pun pergi ke rumah tetangga untuk menumpang makan di sana. Sekali lagi aq melihat potret kehidupan yang seperti itu. sungguh sangat2 bertolak belakang sekali dengan kehidupan dari sebagian besar para wakil rakyat... what a life..

Aku Pilih Daring !!!

Assalamualaikum semua... udah lama banget yah gak nulis di blog ku ini. banyak perubahan yang terjadi akhir2 ini. Dari aku gagal ujian ke au...