sudah lama sekali ya ga posting tulisan di blog ini. hi everyone. kali ini aku mau berbagi cerita pada saat perjalanan haji ku yang pertama.
malam itu, aku, anakku, suami, mama, nenek, mertua pergi ke tempat berkumpul para calon jamaa'ah untuk berangkat ke asrama haji pondok gede. mereka menemaniku untuk melepas keberangkatan ku menuju ke negeri saudi yang mana aku harus menetap selama 40 hari di sana. perasaan ku, jangan di tanya, campur aduk... sedih, bahagia, waspada, dan lain2. kebetulan keberangkatan haji pertama ku ini karena mengawal calon jama'ah haji dari kota tangerang. sedih pastinya, karena akan meninggalkan anakku dan keluarga ku, bahagia karena bisa melaksanakan rukun islam ke lima, dan waspada karena bukan haji biasa dan tugas utamaku memang mendampingi mereka para tamu Allah.
perjalanan kali ini berbeda dengan umroh kemarin yang pernah aku lakukan. kali ini kita mengambil miqot di pesawat, karena kloter kita masuk ke gelombang kedua yang mendarat di mekkah. jeddah... sudah berapa tahun aku tidak menginjakkan kaki ku disini. sesampainya di bandara king abdul aziz kami di sambut oleh orang2 sebandara teman2... masya'allah mereka sangat menghormati para tamu Allah. kami pun di sambut oleh tim haji yang sudah stand by di bandara tersebut. menunjukki kami jalan untuk menuju bis lalu ke hotel tempat kami tinggal selama di mekkah.
dalam perjalanan kami menuju hotel di kota makkah, aku pun melihat pemandangan di sepanjang jalan. sangat berbeda dengan awal pertama kali aku menginjakkan kaki ku ke sini waktu tahun 2011. saat ini kondisi di sana lebih hijau tidak terlalu tandus seperti dahulu.
a few days later... masuklah masa yang kami sebut armuna (arafah, mudzdalifah dan mina),masa2 ini adalah masa yang paling meneganngkan karena ini adalah puncak kehajian. ini adalah saatnya di mana orang seluruh dunia yang akan melaksanakan haji berkumpul di suatu tempat dalam satu waktu. bisa kita bayang kan berjuta2 orang secara bersamaan ada dalam satu tempat. masya'allah...
sesampai di arafah kami menuju ke tenda kloter kami, tiap2 kloter sudah di beri tenda masing2. kami sampai pada siang hari, dan tau sendiri cuaca di kotta mekkah, sangat panas dan keringmungkin bisa mencapai suhu 40 derajat lebih. banyak jama'ah yang kelelahan dan kepanasan. apalagi para jama'ah yang sudah lansia mereka cenderung rentan terhadap cuaca seperti ini. sore harinya ada awan hitam tebal di langit, yang menandakan seperti akan turun hujan. dalam hati aku merasa senang, karena cuaca tidak akan panas seperti siang ini. dan bener saja magrib turun hujan. dan ternyata hujannya sangat besar serta berangin. anginnya sangat besar sampai menggoyangkan tenda kami di arafah. ada beberapa ibu2 yang ketakutan. dan ada beberapa bapak2 yang memperbaiki tenda kami. saat itu menurut info yang kami dengar hujan angin besar ini tidak saja hanya ada di arafah, tapi juga ada di mina, dan di mekkah. bahkan kiswah penutup ka'bah pun tertiup angin hingga hampir mau lepas dari dinding ka'bah. keluarga ku di tanah air pun menanyakan kabar dan kondisiku selama di sana. masya'allah.. sangat mendebarkan kondisi pada waktu itu.
sudah selesai di arafah, kamipun melanjutkan perjalanan ke mudzdalifah dan mina. kebetulan kami mendapat tenda di mina jaddid yang letaknnya masih di muzdalifah. setelah sampai di sana lewat tengah malam kami menuju ke tempat lempar jumrah di mina. jarak antara tendaku dan tempat lempar jumrah ada sekitar 7 meter. dan untuk mencapai ke tempat tersebut kami tidak bisa memakai kendaraan ataupun transportasi umum. kami haru berjalan selama kurang lebih 14 meter jika di hitung perjalanan bolak balik. aku kebetulan karena ada satu dan lain hal harus kesana sendiri. malam lewat tengah malam. kondisi malam itu tidak sehening seperti waktu kita masih di indonesia. saat itu mina ramai karena masih ada jama'ah haji dari daerah lain yang ingin juga melempar jumrah. aku waktu keluar dari tenda hanya sendiri... ya sendiri :) bisa di bayangkan ini adalah pertama kali ku haji, dan ini pertama kali ku melempar jumrah, dan ini perjalanan pertama kali ku untuk ke tempat lempar jumrah dengan berjalan kaki. dan sendiri... masya'allah....
selama perjalanan aku berdoa agar di tunjukkan jalan. di tengah perjalanan ada beberapa orang yang menyapaku, mereka adalah cjh yang berasal dari bali. dengan logat khas balinya mereka menyapaku dan lalu kamipun berangkat bersama2 ke tempat lempar jumrah. mereka hanya berlima dan tertinggal rombongan, bersama dengan ku kami jadi berenam.
masya'allah sepenjang perjalanan kami bertanya ke siapapun yang kami anggap bisa menunjukkan kami jalan. dan akhirnya sampai juga di tempat lempar jumroh. bapak yang berasal dari bali tersebut pernah berhaji ternyata, bapak itu menuntun kami untuk melakukan lempar jumrah. bapak itu berkata setelah selesai langsung berbelok ke kanan untuk pulang ke tenda kita. aku saat itu ga ngeh karena memang baru awal pertama kali aku menginjakkan kakiku di tempat lempat jumrah ini.
.to be continued....